Saturday, November 3, 2012

Apa Kau Sudah Bangun? (Oleh : Cix Moreno)

          Terkadang saya melihat di sekitar, hidup seakan-akan adalah suatu hal yang mudah di tebak, dan seakan-akan pula banyak orang yang bisa membuat dunianya sendiri. Ada yang bilang ini modernisasi, ini era globalisasi, ini jaman modern, segala sesuatu bisa di akses, bisa dibeli, bisa didapatkan! Benarkah? Hhmm??!!! Kita memang bisa membuat dunia kita sendiri “sekedar kiasan” seperti ketika kita asik dengan telepon genggam/ipad kita, dan kita bisa mengetahui apa yang terjadi di belahan dunia manapun dan dimanapun kita berada dengan mudah, hanya dengan cara mengakses berita melalui media online. Memang itu terkesan suatu hal yang mengasyikan, dan suatu cara yang menunjukan bahwasanya manusia semakin pintar, “tentu bagus bukan?” Saya rasa itu wajar, karena biar bagaimanapun kita tidak bisa menolak kemudahan-kemudahan itu “bagi sebagian orang”. Tetapi terkadang saya heran, tipis sekali batasan antara maya dan nyata. Bukankah pada dasarnya itu adalah 2 hal yang sangat jauh berbeda, bahkan bisa dibilang mereka berantonim?! Bagai hitam dan putih naturalnya, tapi menjadi hal yang dipaksa kontaminasi oleh jaman dan menjadi abu-abu. Banyak pangkal problematika yang bermula dari media online. Dari hal yang paling konyol semisal adu argumen di status facebook/YM/BBM/twitter, atau saling meng-intrik lewat blogspot pribadi yang bisa di akses siapa saja. Ada yang bilang mencemarkan nama baik, ada yang bilang ini masalah harga diri! Ahh!! Watefak! Bagi saya situs jejaring sosial seperti di atas sekarang sudah sedikit alih fungsi. Siapa yang salah? Medianya? Penggunanya? Retoris jika saya harus bertanya, anda pasti tahu jawabanya. Itu dari segi permasalahan kecil, ada juga yang menjadikan jejaring sosial seperti itu sebagai ajang cari jodoh “wajar sih sebenarnya, karena itu menjadi bagian dari hidup” bahkan parahnya ada yang bisa membeli ideologi dari situ dan maraknya kasus pembajakan karya. Memang saya tidak begitu paham untuk apa jejaring sosial seperti itu dibuat, untuk benefit si owner-owner terkaitkah, atau untuk mempermudah komunikasi, atau untuk apa saya tidak tau, yang pasti alasan itu saya rasa bersimbiosis. Ada kritikus yang berpendapat bahwa media seperti itu malah memisahkan manusia dengan manusia lainya. Tidak begitu juga sih kalau menurut saya, kembali lagi bagaimana kita memberi porsi dalam setiap aktivitas hidup kita masing-masing. Jika semua bisa berjalan seimbang saya rasa itu tidak menjadi sebuah masalah besar. Tapi jika kita begitu menghamba dengan hal-hal seperti itu memang terkadang kita menjadi apatis (autis) terhadap dunia sekitar kita. Hidup yang kita jalani sebenarnya adalah kehidupan yang nyata, dan jangan mengabaikan itu! Bagi orang jaman dulu mungkin kemudahan seperti ini adalah mimpi, dan sekarang mimpi itu menjadi nyata, tapi kita malah asyik bermain di dalam mimpi kita, dan kita terkadang melupakan kehidupan kita yang sebenarnya. Jangan begitu larut dalam mimpi-mimpi seperti itu, karena sejatinya kita sudah diberi kemudahan yang lebih bisa membuat kita mengerti arti kehidupan itu sendiri. Coba buka mata kita, dunia ini luas tidak hanya seluas layar HP yang sedang anda genggam, dan semua hal yang ada di dunia ini adalah bagian dari sebuah proses.
          Saya bukan orang yang anti media atau anti apapun, hanya sekedar mencoba merespon apa yang terjadi di sekitar saya, dan ini sangat saya rasakan, apakah kau juga merasakan? Mungkin sudah, mungkin juga belum. Kenapa kau bingung? Apa kau masih larut dalam mimpi itu? Dan sekarang, apakah kau sudah bangun?

Playlist :
Efek Rumah Kaca - Kenakalan Remaja di Era Informatika
Efek Rumah Kaca - Laki-Laki Pemalu
Efek Rumah Kaca - Lagu Kesepian
Sore - Aku
Sore - Cermin
Sore - Keangkuhanku
Monopolice - Arti Kehidupan
Pure Saturday - Langit Terbuka Luas, Mengapa Tidak Pikiranku, Pikiranmu?
Melancholic Bitch - Mars Penyembah Berhala
Melancholic Bitch - Nasihat yang Baik

No comments:

Post a Comment