Wednesday, October 13, 2010

My 1st Band, The Suspender

The Suspender Live at Lokananta Records, April 3rd 2011

          This musical shit (read : band) was formed in the beginning of March 2007. Became a pioneer of the Ska scene & movement regeneration in our beloved city, Solo. Influenced from the 60's original/traditional Jamaican Ska, Rocksteady, Early Reggae, and British 2 Tone Ska. Membership of this band has changed over time, but we always proud of our roots and still hit the stages from one to another gigs till present.

Former Members : 
  • Gilang Aji Wibowo (The Murderer),
  • Galih Surya Prayoga (Sweet Killer),
  • Parna Yudha Paksi (Overdose Miracle),
  • Tessa,
  • Safri Tri Ichtiarto (Joni, Funday),
  • Randy Praditya (Flying For Venus),
  • Novira,
  • Janu (Joni, Soloensis),
  • Ridwan Kuncung (No Perfect, Rat Ska City),
  • Jovita Chairunisa

Present Members : 

  • Bagas Purwo Yulianto (Vocals, Harmonica),
  • Raditya Guntur Dewangga (Lead Guitar),
  • Jihad Saputra (Rhythm Guitar),
  • Aditya Padma Guntur Pradipta (Bass),
  • Arya Chrisma Setiawan (Keyboard),
  • Alfian Ardian Shaleh (Drums).

Discography : 

  • Split Demo Album "Sahabat" w/ Joni (2008),
  • Semangat Djoeang Records VA. The Gank Is Back (2010).
Facebook Page : The Suspender Solo City Ska
Twitter Account : @The_Suspender

Tuesday, September 14, 2010

Ironi Jejaring Sosial

          Berikut ini hanyalah beberapa omong kosong dari saya yang sedikit membahas fenomena kecil dalam dunia maya, lebih khususnya dalam pembahasan ini menjurus pada konteks jejaring sosial. Adalah sebuah ironi, ketika individu ataupun kelompok apapun dan siapapun itu memiliki tabiat, kesan sifat yang berbeda antara dunia maya dengan dunia nyata. Tidak ada yang perlu disalahkan atau dibenarkan dalam permasalahan ini.
          Begitulah, dunia maya memang seperti tempat berekspresi dan itu tidak salah, bahkan bisa dikatakan sangat benar. Juga merupakan tempat berinteraksi dan bertukar informasi. Tetapi, apakah kita sadar atas segala aktivitas yang kita lakukan di dunia maya sama dengan yang kita lakukan di dunia nyata? Entahlah, memang susah untuk menyadarinya. Secara tidak munafik, saya pun rancu untuk menjawabnya.
          Sebagai contoh mudahnya, kita bisa berkata A di dunia maya, namun belum tentu bisa kita bertindak A di dunia nyata, atau malah sangat melenceng dengan kita bertindak B, C, D, atau apalah itu. Dengan demikian, marilah kita berhati-hati dalam setiap perkataan dan tingkah laku, munculkan anggapan bahwa sebenarnya dunia maya dengan dunia nyata itu adalah sama. Sekali lagi, tidak ada yang perlu disalahkan atau dibenarkan dalam permasalahan ini. Apa salahnya menjadi lebih baik dengan sedikit introspeksi? :)