Thursday, May 30, 2013

Reportase Acara Semarang Mods Mayday

Mayday!
          Dari awal sampai akhir bulan Mei, istilah Mayday masih menjadi tema hangat dalam tiap aspek kehidupan. Mayday yang biasa diperingati tiap tanggal 1 Mei disebut juga sebagai Hari Buruh. Dimana saat itu para buruh biasa memperjuangkan hak-haknya untuk kehidupan yang lebih baik. Istilah Mayday tersebut juga merasuk dalam subkultur Mods. Mods adalah sebuah subkultur yang bermula di Inggris, didominasi oleh kaum kelas pekerja dengan gaya hidup mereka yang kental akan musik, fashion, dan skuter sebagai tunggangan mereka. Mods merupakan cikal bakal subkultur skinhead yang juga lahir di Inggris. Di Indonesia sendiri, scene Mods hidup di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Lampung, Semarang, Solo, Malang, Surabaya, sampai Bali. Moment Mayday pun juga kerap kali diperingati oleh para kaum Mods di kota-kota tersebut. Mereka biasa mengorganisir sebuah hajatan dengan tema Mods Mayday, yang biasa diisi dengan acara seperti musik, scootering mengitari kota, pemutaran film, dan lain-lain.

Mods Mayday di Semarang
          Kali ini, saya mencoba melaporkan salah satu rangkaian acara Mods Mayday di Indonesia yang kebetulan saya hadir dalam acara tersebut, yaitu Semarang Mods Mayday. Digalang secara bahu-membahu antara Semarang Mods, Semarang Ska Foundation (SSF), dan Semarang Skinheads (SMASH), adalah kali pertamanya Kota Semarang membuat acara bertema Mods Mayday. Semarang Mods Mayday dilangsungkan dengan waktu yang tepat dan tempat yang strategis. Yaitu pada hari Sabtu tanggal 25 Mei 2013 di Copa Kopi, sebuah cafe merangkap resto di tepi Jl. Pamularsih yang biasa menyediakan tempat untuk live musik bagi teman-teman di Semarang.
          Sejak sore, tampak dari luar sudah terlihat secara jelas di situlah lokasi acara Semarang Mods Mayday. Karena terlihat skuter dan pemiliknya sudah berjajar di halaman depan Copa Kopi. Sedangkan di dalam, ada beberapa orang yang sedang mempersiapkan peralatan dan soundsystem untuk sesi live music dan DJ set. Acara dibuka sekitar pukul 5 sore dengan penampilan Tenanan Percussion, sebuah grup perkusi yang digwangi oleh Yusak (Sextoy, Oldyoung) dan mengajak featuring Adit (Pyong Pyong, The Yanto Brothers). Dalam alunan instrumental yang mereka bawakan, disisipkan pula keluh kesah dan kritik bertema sosial politik yang merujuk ke tema utama, yaitu buruh. Dilanjutkan dengan penampilan pioneer Ska dari Semarang, yatu Aimee!. Para hadirin yang tadinya duduk diam, menjadi tak malu-malu lagi untuk mengisi lantai dansa yang kosong sore itu.

Aimee!

          Menjelang gelap, giliran G Squad untuk mengisi panggung. Namun, dedengkot Oi!/Punk perwakilan Semarang Skinheads (SMASH) tersebut belum hadir secara lengkap. Untuk mengisi kekosongan, atas permintaan panitia, saya bersama teman-teman yang tergabung dalam Surakarta Allstars mendadak mengisi panggung dengan membawakan tembang-tembang Ska. G Squad sudah lengkap, saatnya mereka menghentak dengan lagu-lagu andalan mereka, masih dengan tema gaya hidup Skinhead, hooliganisme, kelas pekerja, dan cinta. Sing along penonton pun tak terhentikan. Usai digeber dengan beat keras dari G Squad, saatnya slow down kembali dengan alunan Ska dari The Glow, sebuah band teman-teman dari Solo yang menjadi penutup dari sesi live music dalam acara Semarang Mods Mayday. Penonton semakin riuh memadati lantai dansa.

Surakarta Allstars

G Squad

The Glow

          Sesi live music berakhir, dan acara Semarang Mods Mayday akan segera ditutup dengan sesi yang disebut dengan Rolling Thunder, berskuter ria mengitari Kota Semrang dengan rute start dari Copa Kopi (Jl. Pamularsih) - Sam Poo Kong - Jl. Kali Garang - Rumah Sakit Dr. Kariadi - Jl. Veteran - Jl. Pahlawan - Simpang Lima - Jl. Pandanaran - Tugu Muda - dan finish di Balai Kota (Jl. Pemuda). Ketika para pengendara skuter sedang rolling, di Copa Kopi tak kalah asyik dengan adanya sesi soundsystem. Pemutaran musik klasik Jamaika seperti Ska, Rocksteady, Early Reggae. Juga memutar Soul dan Rhythm and Blues. Disajikan oleh tim Atlas City Selecta yang terdiri dari Mr. Sugar Dandy, Sir Barkah Tomatoes, Super Nam, dan Alta Reptilator yang setia berada di deck sebagai DJ sampai tengah malam. Acara terbilang sukses meskipun baru pertama kali Mayday Event tersebut diadakan di Semarang. Semarang Mods Mayday, mampu digunakan sebagai ajang untuk bersenang-senang setelah penat bekerja, dan bisa juga menyuarakan hak-hak pekerja, salah satunya melalui musik. Ditunggu part-part selanjutnya dari Semarang Mods Mayday!

Words : Bagas
Pix : Aegis

Wednesday, May 8, 2013

Out Now! Album Baru Miserable Man "Afronesia"

          Ska, Reggae, and Popsteady One Man Band, Miserable Man kembali merilis album barunya. Kali ini diberi judul "Afronesia". Di tengah-tengah agendanya dalam Asian Busking Tour 2012/2013, Miserable Man mengambil waktu untuk berlibur di pulau kecil Gili Meno, Lombok, Indonesia. Beristirahat sejenak dari dunia pertunjukan dan mengamen, selama 30 hari di sana ia merekam album barunya tersebut. Afronesia berisi track instrumental akustik, rekaman outdoor, dan musik daerah yang berkolaborasi dengan penduduk setempat. Album tersebut bisa kalian download secara berbayar. Hasil keuntungan penjualan secara online akan disumbangkan untuk Bolong's Turtle Sanctuary, sebuah suaka margasatwa yang melindungi satwa kura-kura di Gili Meno, Lombok, Indonesia.


Bolong's Turtle Sanctuary : http://gilimenoturtles.com/

Tuesday, May 7, 2013

Dance Ska For Have Fun #3, Solo Menginvasi Malang

          Gerombolan pemuda yang menamakan diri mereka Contong Kampoeng Ska kembali mengadakan gig total Ska bertajuk Dance Ska For Have Fun. Kali ini gig tersebut sudah memasuki part ketiga, dimana gig tersebut pertama kali diadakan pada tanggal 2 Oktober 2011 lalu. Contong Kampoeng Ska adalah sebuah komunitas dibentuk oleh beberapa pemuda Kota Malang yang biasa berkumpul di kawasan Jl. Mawar, Kampung Contong, Lowokwaru sebagai tempat untuk berbagi atas dasar persamaan minat dan kecintaan akan musik Ska, serta visi dan misi untuk menunjukkan kualitas band-band Ska Indonesia pada umumnya.

Perkembangan Musik Ska di Kota Malang
          Malang, kota berhawa dingin di Jawa Timur tersebut mengalami perkembangan yang cukup mencolok akan warna musik Ska-nya dalam beberapa tahun terakhir. Kembali ke tahun 2009 dimana saya untuk pertama kalinya bertandang ke Malang dalam rangka menghadiri sebuah gig yang berjudul "Ska-Core, The Devil, And More". Gig total Ska yang namanya diambil dari salah satu judul album Mighty Mighty Bosstones tersebut selain diisi band-band lokal asal Malang juga melibatkan band-band asal Surabaya, Sidoarjo, dan Solo. Waktu itu band-band Ska asal Malang masih cenderung membawakan warna musik Ska gelombang ketiga, American Ska semacam Ska-Punk dan Ska-Core. Sebut saja Mad Brothers, Spiky In Venus, Youngster City Rockers, Javanese Bugs, dll. Sedangkan untuk sekarang ini, Malang mulai melahirkan banyak band-band Ska, dan warna musiknya pun sudah beragam. Mereka mulai mencoba back to the roots, memainkan musik Ska kembali seperti akarnya di Jamaika dulu. Diantaranya Pitskankin, Skarikatur, Skarasa, Richcracker, Skakster, Veskaria, One Struggle, dll.

From Solo To Malang, Dance Ska For Have Fun #3
          Itu tadi sekilas tentang perkembangan musik Ska di Kota Malang yang saya ketahui dalam beberapa tahun ini. Kembali ke gig Dance Ska For Have Fun persembahan kawan-kawan Contong Kampoeng Ska. Setelah melalui dua episode, gig Dance Ska For Have Fun kini memasuki part ketiga. Diadakan di Paradiso Garden, Soekarno-Hatta pada hari Sabtu tanggal 4 Mei 2013. Sebelum mengambil tempat di Paradiso Garden, sebenarnya gig tersebut akan diadakan di aula bawah tanah AK Land pada tanggal 18 Mei 2013. Namun, akibat kendala birokrasi yang rumit, tempat dipindahkan dan tanggal dimajukan. Selain diisi band lokal Malang, Dance Ska For Have Fun #3 juga mendatangkan band-band luar kota seperti dari Pandaan dan Solo. Kali ini tidak tanggung-tanggung, mereka mengundang 4 band dari Solo sekaligus, yaitu The Mobster, The Suspender, Skaturnus, dan Baling-Baling Bambo. Untuk The Mobster dan Skaturnus, mereka sebelumnya pernah pula bermain di Malang beberapa kali. Sedangkan untuk The Suspender dan Baling-Baling Bambo, adalah kesempatan pertama kali bagi mereka bermain di Malang.
          Kebersamaan dan kekeluargaan yang erat di dalam scene Ska di Kota Solo mendorong kami untuk berangkat bersama-sama menuju Malang. Kami berangkat bersama kurang lebih 30 orang dengan 1 buah bus sewaan. Berisi 4 band dan kawan-kawan lain dari keluarga Rudebois Ska Foundation yang ikut serta menginvasi Malang.


Berkumpul di Tugu Kebangkitan Nasional sebelum berangkat.


Bus yang mengangkut kami menuju Malang.

          Jumat tengah malam kami berangkat dan Sabtu pagi tiba di Malang. Seperti biasa, kami transit di basecamp si tuan rumah, di kawasan Jl. Mawar, Kampung Contong, Lowokwaru. Istirahat, mandi, makan, dan tidur adalah hal-hal wajib yang harus dilakukan sebelum menuju venue. Sekitar pukul 3 sore setelah semuanya beres, kami semua menuju tempat dilangsungkannya Dance Ska For Have Fun #3 di Paradiso Garden. Sebuah cafe dengan konsep seperti taman atau halaman belakang rumah lengkap dengan gazebo-nya. Mendung sempat mengkhawatirkan kami mengingat acara berjalan di ruangan terbuka. Namun untung saja tidak turun hujan pada hari itu. Seperti belakangan ini, penonton acara Ska di Malang selalu menunjukkan antusiasme mereka dengan bagus. Hadir berbondong-bondong, membeli tiket, tak peduli usia dan jenis kelamin, mereka semua berbaur menjadi satu kesatuan di lantai dansa. Ska memang sedang naik daun di Kota Malang ini. Tak hanya ditandai dengan audience yang selalu membludag di setiap show-nya, tetapi juga dari kelahiran band-bandnya. Banyak nama-nama baru ikut meramaikan scene Ska di Malang. Venue sudah ramai sejak awal. Tak peduli apa dan bagaimana band yang mengisi, penonton selalu memberikan respon yang positif dengan memadati lantai dansa. Di luar musik, gig tersebut juga menjadi ajang reuni bagi kami dan teman-teman antar kota antar propinsi.



Lantai dansa tak pernah kosong sejak awal acara.

          Band-band tuan rumah yang tampil pada sore hari antara lain Woody Woodpecker, Veskaria, Sweet Seven Ska, One Struggle, Skarikatur, dll. Rombongan dari Solo yang pertama kali berskesempatan untuk unjuk gigi adalah Baling-Baling Bambo. Mereka naik panggung sekitar pukul 4 sore. Disusul Skaturnus ketika menjelang matahari terbenam.



Baling-Baling Bambo


Skaturnus

          Usai break maghrib dilanjutkan dengan penampilan salah satu dedengkot Ska-Punk tuan rumah, yaitu Mad Brothers. Saat langit mulai gelap, penonton lebih menggila. Bernyanyi dan berdansa bersama di mana-mana. Seakan tak ada batasan antara performers dan audience. Setelah Mad Brothers, disusul Pitskankin, Skakster, dan Bisikan Papa. Kemudian giliran pasukan dari Solo lainnya berkesempatan untuk mengisi, yaitu The Suspender dan The Mobster. Band terakhir sebagai penutup adalah Ska Rats dari Pandaan.



Mad Brothers

The Suspender

The Mobster

Suasana dalam bus seusai gig.

          Gig berakhir, semua merasa senang dan puas meski sempat ada insiden perkelahian kecil. Hasil pemasukan dari tiket semoga mampu menutup dana awal yang dikeluarkan guna sewa tempat dan perijinan yang mahal di Kota Malang. Dan terutama kerja keras semua teman-teman yang sudah membantu terlaksananya gig Dance Ska For Have Fun #3 ini berbuah hasil yang positif. Salute to you, Malang!

Words : Bagas
Pix : Aegis