Friday, August 17, 2012

Budi AKA Bubee, Seorang Artworker yang Bicara Soal Poster Gig

Siapakah Bubee?
         Siapa yang tak kenal dengan pemuda satu ini? Jika kalian berdomisili di wilayah Solo, Jogja, dan sekitarnya, pasti nama Budi alias Bubee sudah akrab di telinga. Pemuda asal Macan Mati, Simo, Boyolali yang menuntut ilmu di Institut Seni Indonesia Jogjakarta dan juga kerap menyambangi kota Solo ini memiliki hasil karya berupa artwork dan desain yang telah menghiasi berbagai logo/t-shirt/merchandise dari bermacam-macam band maupun clothing line. Ia juga menjadi flyer/poster artist di Solo Rumble Crew (SRC), salah satu scene HC/Punk di kota Solo. Dan pada suatu malam di jejaring sosial twitter, ia melalui akun pribadinya @budibubee mencurahkan beberapa buah pikirannya mengenai salah satu bidang yang ditekuninya, yaitu poster gig dengan hashtag #postergik. Saya rasa, informasi yang ia berikan sangat menarik. Karena kebetulan saya hobi mengoleksi bermacam-macam lembaran flyer/poster yang menempel penuh di dinding kamar saya. Seluruh twit darinya coba saya rangkum menjadi sebuah artikel di bawah ini, dengan sedikit editing tanpa merubah makna sekaligus maksud dari sumbernya.

Berikut Cerita dari Bubee...

          "...Poster gig adalah sebuah poster untuk sebuah acara musik, biasanya di Indonesia band-bandnya indie, teater, dan sebagainya. Awalnya, poster gig hanya untuk acara musik saja. Terus apa bedanya poster gig dengan acara musik biasa? Biasanya poster gig dibuat oleh seorang ilustrator atau tukang gambar atau apalah itu, ya kayak aku juga gapapa sih. :p Biasanya sang tukang gambar mempunyai gaya gambar (ada yang punya gaya desain juga) dengan khas mereka sendiri untuk membuat poster gig tersebut. Munculnya poster gig diperkirakan pada tahun 50-an dimana cetak plakat sedang naik daun atau sedang nge-trend. Selain munculnya cetak plakat, poster gig juga disebabkan adanya gerakan D.I.Y (Do It Yourself) yang muncul pada era itu. Beberapa artis poster gig sudah mendedikasikan hidupnya untuk membuat karya dari jaman itu. Seiring berkembangnya waktu, istilah poster gig juga dipakai untuk pertunjukan teater dan pemutaran film indie, tapi saya membahas poster gig di ranah musik saja ya. Pada era punk, poster gig identik degan gaya desain kolase atau dadaisme. Di era metal atau rock, poster gig menggunakan gaya yang surealis, dan masih diikuti sampai sekarang. Dalam sebuah scene biasanya ada (minimal) 1 orang artworker untuk membuat poster gig di setiap eranya. Beberapa nama besar pembuat poster gig yang sekarang masih terdengar di telinga, antara lain tukang gambar seperti Pushead, Raymon Pettibon, Florian, dan sebagainya. Nah, kalo ada yang selo (punya waktu luang), silakan download karya-karya poster gig dari angkatan 70-an sampai sekarang, selalu ada perkembangan gaya desain/gambar dari waktu ke waktu. Gaya gambar yang berubah-ubah tersebut selain karena perkembangan skill juga karena tren desain dan alat bantu yang maju. Meski beberapa artis poster gig masih istiqomah dengan gaya dan cara mereka, karena untuk mereka ini adalah karya mereka. Beberapa artis poster gig yang dikenal di negara masing-masing ada interview-nya di sini : crewchro.blogspot.com. Di beberapa gig di luar negeri, poster gig biasanya jadi barang merchandise lho. Di Indonesia baru belakangan ini ada yang mau mencetak poster gig sebagai merchandise, diantaranya The SIGIT. Oh iya, kenapa poster gig biasanya dijual dengan harga mahal? Karena itu karya, atau karena biasanya dicetak sabln dengan jumlah terbatas. Nah, bagaimana dengan poster gig fotokopian? Ato flyer sih tepatnya. Kalo yang format fotokopian itu masih masuk kategori poster gig lho. Poster gig fotokopian biasanya dibuat untuk acara HC/Punk atau semacamnya lah. Alasannya, gig HC/Punk biasanya bersifat D.I.Y jadi ga ada waktu buat cetak rumit, karena biasanya dadakan. Selain itu yang bermain di gig punk biasanya "kalau sempat", jadi sering ada perubahan dalam poster gig yang disebar. Eits, sebentar, poster gig fotokopian cuma buat info aja dong? Ah, gak juga. Justru karena fotokopian ada hal tersendiri yang membuat pengerjaannya asik lho, misalnya kolase. Dan dari poster gig ala punk ini kita bisa melihat venue yang asik di sebuah kota untuk mengadakan gig kecil yang bersahabat. Coba deh kalian cari poster gig acara besar, dan poster gig ala punk di sebuah kota dalam 2 tahun, ada yang beda lho. Gig besar biasanya tempatnya itu-itu saja, kalo gig kecil ada yang hilang dan ada yang baru. Justru dari poster gig fotokopian ini kita bisa tahu kekuatan scene sebuah kota. Kalo kalian ngefans sama band besar, kalian bisa lebih menghargai mereka bila tahu perjalanan karir mereka dari nol. Nah sekarang ada beberapa fungsi dari poster gig, tapi menurut saya lho. Nah, dari segi pemerhati musik, dalam poster gig bisa dilihat bagaimana perkembangan scene di sebuah kota. Ada juga yang mengoleksi poster gig karena kecintaan mereka pada sebuah band. Ada juga yang memang menganggap poster gig itu sebuah benda koleksi. Ada juga yang mengoleksi poster gig karena suka karya dari tukang gambarnya. Kalo dari sudut pandang artworker gimana mas? Bagi saya, membuat poster gig itu kesempatan membantu teman sekaligus bersenang-senang. Begitulah cerita saya, kapan-kapan update lagi..."

          Oh iya, simak juga interview bersama Bubee dari sebuah blog internasional Crewkoos Rock Poster Artists Interviews di sini : http://crewchro.blogspot.com/2011/10/budi-bubee-indonesia.html

2 comments: