Thursday, May 17, 2012

Menangislah Jika Kau Punya Hati

          Pada suatu hari sewaktu mengikuti perkuliahan di kampus dengan mata kuliah Antropologi Sastra, dosen saya memberikan suatu tambahan di akhir jam perkuliahan. Yaitu video yang bisa dijadikan sebagai renungan dalam menjalani kehidupan. Ketika ditampilkan di muka kelas, para mahasiswa nampaknya kurang menggubris karena mungkin sudah pada lelah mengingat ditampilkannya video ini sewaktu selesai kuliah, meskipun ada beberapa yang mengapresiasi termasuk saya. Saya pribadi begitu mencermati video yang ditampilkan oleh dosen saya, karena tokoh dan bahasa yang dipergunakan dalam video tersebut adalah asing, bukan dari Indonesia. Setelah tertangkap apa yang disampaikan, saya pun tahu apa inti dan maksudnya. Yaitu, video ilustrasi yang berisi tentang kejadian menyedihkan antara ayah dan anak yang patut untuk kita renungkan. Seketika saya sedih dan tersentuh setelah melihat kedua video tersebut, tetapi jujur, saya malu untuk mengekspresikannya secara terang-terangan di dalam kelas, haha. Dalam hati, saya berniat untuk melanjutkan menonton dengan browsing kembali video tersebut di rumah, dan segera mencatat judul video tersebut di draft ponsel saya.
          Setibanya di rumah, langsung saya cari video tadi di YouTube, dengan keyword judul yang sudah saya catat di draft ponsel saya. Setelah selesai download dan menyaksikannya, tidak munafik, saya pun menitikkan air mata. Betapa tidak, kedua video tersebut sangat menusuk perasaan saya, meningat saya pribadi juga bukanlah seorang anak yang sangat taat kepada kedua orang tua. Ditambah situasi dan kondisi yang mendukung, yaitu sewaktu tengah malam dan berada di dalam kamar seorang diri.
          Video ini berjudul "There Are No Perfect Fathers, But..." Menceritakan kisah seorang ayah yang memiliki kekurangan fisik yaitu bisu dan tuli, bersama seorang anak perempuan seusia sekolah menengah yang berperangai buruk, malu dan tidak bangga dengan ayahnya sendiri yang serba berkekurangan secara fisik, ia juga sering bermasalah di sekolah dengan teman-temannya karena sering diejek perihal ayahnya, yang sering disebut dengan sebutan "Deaf Dumb Dad". Akhirnya, akibat rasa muak dan putus asa terhadap kehidupan serta ketidakterimaan kenyataan akan sosok sang ayah, anak perempuan tersebut mencoba bunuh diri di dalam kamar. Tetapi gagal, karena ketahuan sang ayah dan langsung dibawa ke rumah sakit. Dengan segala daya upaya dan keterbatasannya, sang ayah pun berusaha menolong sang anak yang mengalami pendarahan dan sedang berada dalam keadaan sekarat. Demi anak gadisnya yang harus tetap hidup, ia rela memberikan segalanya, harta, sampai darahnya. Perlahan si anak pun mulai sadarkan diri, pelan-pelan juga bangkit semua kenangan akan ayahnya sedari waktu ia kecil. Hingga pada akhirnya ia siuman dan mendapati sang ayah tergeletak di sebelahnya dan telah meregang nyawa. Anak gadis tersebut pantas untuk menyesal.


"I was born a deaf-mute, I'm sorry for that. I can't speak like other fathers, but I want you to know that I love you with all my heart."
"There are no perfect fathers, but a father will always love perfectly."
"Remember to care for those who care for you."

No comments:

Post a Comment