Thursday, May 3, 2012

Filosofi Kecoa

          Kita semua pasti tahu tentang salah satu hewan yang menjijikkan ini. Kecoa biasa kita jumpai hampir setiap hari, dimana saja kita berada. Di kamar mandi, sudut dapur, selokan, bahkan hewan ini suka nyasar dan kadang terbang memasuki kamar tempat kita tidur. Tetapi pada umumnya, kecoa hidup di tempat yang kotor, tersembunyi, dan susah dijangkau. Dengan bentuknya yang menjijikkan, kecoa mampu membuat sebagian besar orang merinding jika melihat apalagi sampai menyentuh baik sengaja ataupun tidak, bahkan ada orang yang sampai memiliki ketakutan secara berlebihan atau phobia terhadap hewan ini. Sehingga, kecoa menjadi salah satu hewan yang dijauhi dan dibenci umat manusia.
          Dari semua ciri-ciri kecoa yang mayoritas negatif tadi, saya akan mengambil sebagian kecil sisi positif dari hewan yang dibenci manusia ini. Kita semua pasti sering terganggu dengan keberadaan kecoa. Pernahkah kalian melihat hewan ini dalam posisi terbalik/terjungkal? Pasti pernah, dalam posisi seperti ini, kecoa pasti akan berusaha dengan sangat amat keras untuk kembali membalikkan tubuhnya ke posisi normal agar mampu berjalan atau terbang seperti sedia kala. Bahkan saking jijiknya, ketika hendak mengusir, kita biasanya langsung mencoba untuk membunuhnya. Apa yang kita lakukan untuk mengusir kecoa selalu berlangsung secara tragis, entah menyemprotnya dengan racun serangga atau langsung menebasnya dengan suatu benda bahkan menginjaknya hingga gepeng dan hancur.
          Berdasarkan pengamatan bodoh saya tentang berbagai macam sifat kecoa, saya langsung menghubungkan hal-hal tersebut dengan karakteristik kita sebagai umat manusia. Kecoa tidak pernah mempunyai niat untuk mengganggu manusia, mereka hanya menjalani hidup mereka sewajarnya. Begitu pula manusia, kadang kala apa saja yang kita lakukan, baik maupun buruk, sengaja maupun tidak, tanpa kita sadari mungkin ada orang lain yang tidak menyukainya, hingga mungkin membenci kita, bahkan menghancurkan kita. Masalah, beban, resiko, halangan, dan rintangan telah menjadi pendamping setia dalam kehidupan.
          Kita boleh saja dibenci, kita boleh saja down, kita boleh saja mengalami depresi, kita boleh saja terjungkal dan terhempas keras. Tetapi, apakah semua hal tersebut kita diamkan begitu saja? Tidak! Kita harus meniru apa yang dilakukan oleh kecoa ketika mereka terbalik/terjungkal, mereka selalu berusaha keras untuk mencoba bangkit kembali, meskipun memiliki resiko yang menakutkan, yaitu kematian. Jika kita hanya diam dan tak mampu berjuang, semestinya kita malu terhadap makhluk yang selama ini kita anggap menjijikkan tersebut.

No comments:

Post a Comment