Mayday!
Dari awal sampai akhir bulan Mei, istilah Mayday masih menjadi tema hangat dalam tiap aspek kehidupan. Mayday yang biasa diperingati tiap tanggal 1 Mei disebut juga sebagai Hari Buruh. Dimana saat itu para buruh biasa memperjuangkan hak-haknya untuk kehidupan yang lebih baik. Istilah Mayday tersebut juga merasuk dalam subkultur Mods. Mods adalah sebuah subkultur yang bermula di Inggris, didominasi oleh kaum kelas pekerja dengan gaya hidup mereka yang kental akan musik, fashion, dan skuter sebagai tunggangan mereka. Mods merupakan cikal bakal subkultur skinhead yang juga lahir di Inggris. Di Indonesia sendiri, scene Mods hidup di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Lampung, Semarang, Solo, Malang, Surabaya, sampai Bali. Moment Mayday pun juga kerap kali diperingati oleh para kaum Mods di kota-kota tersebut. Mereka biasa mengorganisir sebuah hajatan dengan tema Mods Mayday, yang biasa diisi dengan acara seperti musik, scootering mengitari kota, pemutaran film, dan lain-lain.
Mods Mayday di Semarang
Dari awal sampai akhir bulan Mei, istilah Mayday masih menjadi tema hangat dalam tiap aspek kehidupan. Mayday yang biasa diperingati tiap tanggal 1 Mei disebut juga sebagai Hari Buruh. Dimana saat itu para buruh biasa memperjuangkan hak-haknya untuk kehidupan yang lebih baik. Istilah Mayday tersebut juga merasuk dalam subkultur Mods. Mods adalah sebuah subkultur yang bermula di Inggris, didominasi oleh kaum kelas pekerja dengan gaya hidup mereka yang kental akan musik, fashion, dan skuter sebagai tunggangan mereka. Mods merupakan cikal bakal subkultur skinhead yang juga lahir di Inggris. Di Indonesia sendiri, scene Mods hidup di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Lampung, Semarang, Solo, Malang, Surabaya, sampai Bali. Moment Mayday pun juga kerap kali diperingati oleh para kaum Mods di kota-kota tersebut. Mereka biasa mengorganisir sebuah hajatan dengan tema Mods Mayday, yang biasa diisi dengan acara seperti musik, scootering mengitari kota, pemutaran film, dan lain-lain.
Mods Mayday di Semarang
Kali ini, saya mencoba melaporkan salah satu rangkaian acara Mods Mayday di Indonesia yang kebetulan saya hadir dalam acara tersebut, yaitu Semarang Mods Mayday. Digalang secara bahu-membahu antara Semarang Mods, Semarang Ska Foundation (SSF), dan Semarang Skinheads (SMASH), adalah kali pertamanya Kota Semarang membuat acara bertema Mods Mayday. Semarang Mods Mayday dilangsungkan dengan waktu yang tepat dan tempat yang strategis. Yaitu pada hari Sabtu tanggal 25 Mei 2013 di Copa Kopi, sebuah cafe merangkap resto di tepi Jl. Pamularsih yang biasa menyediakan tempat untuk live musik bagi teman-teman di Semarang.
Sejak sore, tampak dari luar sudah terlihat secara jelas di situlah lokasi acara Semarang Mods Mayday. Karena terlihat skuter dan pemiliknya sudah berjajar di halaman depan Copa Kopi. Sedangkan di dalam, ada beberapa orang yang sedang mempersiapkan peralatan dan soundsystem untuk sesi live music dan DJ set. Acara dibuka sekitar pukul 5 sore dengan penampilan Tenanan Percussion, sebuah grup perkusi yang digwangi oleh Yusak (Sextoy, Oldyoung) dan mengajak featuring Adit (Pyong Pyong, The Yanto Brothers). Dalam alunan instrumental yang mereka bawakan, disisipkan pula keluh kesah dan kritik bertema sosial politik yang merujuk ke tema utama, yaitu buruh. Dilanjutkan dengan penampilan pioneer Ska dari Semarang, yatu Aimee!. Para hadirin yang tadinya duduk diam, menjadi tak malu-malu lagi untuk mengisi lantai dansa yang kosong sore itu.
Aimee! |
Menjelang gelap, giliran G Squad untuk mengisi panggung. Namun, dedengkot Oi!/Punk perwakilan Semarang Skinheads (SMASH) tersebut belum hadir secara lengkap. Untuk mengisi kekosongan, atas permintaan panitia, saya bersama teman-teman yang tergabung dalam Surakarta Allstars mendadak mengisi panggung dengan membawakan tembang-tembang Ska. G Squad sudah lengkap, saatnya mereka menghentak dengan lagu-lagu andalan mereka, masih dengan tema gaya hidup Skinhead, hooliganisme, kelas pekerja, dan cinta. Sing along penonton pun tak terhentikan. Usai digeber dengan beat keras dari G Squad, saatnya slow down kembali dengan alunan Ska dari The Glow, sebuah band teman-teman dari Solo yang menjadi penutup dari sesi live music dalam acara Semarang Mods Mayday. Penonton semakin riuh memadati lantai dansa.
Surakarta Allstars |
G Squad |
The Glow |
Sesi live music berakhir, dan acara Semarang Mods Mayday akan segera ditutup dengan sesi yang disebut dengan Rolling Thunder, berskuter ria mengitari Kota Semrang dengan rute start dari Copa Kopi (Jl. Pamularsih) - Sam Poo Kong - Jl. Kali Garang - Rumah Sakit Dr. Kariadi - Jl. Veteran - Jl. Pahlawan - Simpang Lima - Jl. Pandanaran - Tugu Muda - dan finish di Balai Kota (Jl. Pemuda). Ketika para pengendara skuter sedang rolling, di Copa Kopi tak kalah asyik dengan adanya sesi soundsystem. Pemutaran musik klasik Jamaika seperti Ska, Rocksteady, Early Reggae. Juga memutar Soul dan Rhythm and Blues. Disajikan oleh tim Atlas City Selecta yang terdiri dari Mr. Sugar Dandy, Sir Barkah Tomatoes, Super Nam, dan Alta Reptilator yang setia berada di deck sebagai DJ sampai tengah malam. Acara terbilang sukses meskipun baru pertama kali Mayday Event tersebut diadakan di Semarang. Semarang Mods Mayday, mampu digunakan sebagai ajang untuk bersenang-senang setelah penat bekerja, dan bisa juga menyuarakan hak-hak pekerja, salah satunya melalui musik. Ditunggu part-part selanjutnya dari Semarang Mods Mayday!
Words : Bagas
Pix : Aegis