Dibentuk pada tahun 1998, Rude Rich & The High Notes digawangi muka-muka lama yang sudah aktif di scene sejak akhir dekade 70an. Band asal Amsterdam, Belanda pengusung Authentic Jamaican Music (Ska, Rocksteady, Reggae, Dub) ini sudah melanglang buana ke penjuru Eropa. Bermain di berbagai macam gigs dan festival, serta menjadi backing-band musisi Jamaika pendahulu seperti Alton Ellis, Derrick Morgan, Rico Rodriguez, Dennis Alcapone, Winston Francis, The Heptones, Ernest Ranglin, Ken Boothe, dan sebagainya. Kecintaan dan dedikasi mereka terhadap musik ini membuat mereka dihargai dan dihormati sebagai duta musik Jamaika. Berikut adalah tanya jawab yang saya lakukan bersama mereka.
Hai Rude Rich & The High Notes, salam hangat dari Indonesia. Apa yang saat ini sedang kalian kerjakan?
Salam, saya yang menjawab pertanyaan ini adalah Ras P, pemain keyboard dan co-founder dari The High Notes. Saai ini kami sedang menjalani beberapa show di Belanda dan Jerman. Kami juga sedang membangun sebuah studio rekaman baru di Amsterdam. Serta mempersiapkan diri untuk gig-gig di awal tahun dan festival di musim panas.
Band kalian sudah berjalan kira-kira 15 tahun. Bagaimana cara mempertahankan suapaya band kalian tetap jalan?
Ya, sudah cukup lama. Masih ada tiga personil inti yang juga merupakan personil asli, yang jelas kami sudah mengalami pergantian personil selama bertahun-tahun. Sebagian besar musisi yang terlibat bersama kami telah memainkan musik ini selama lebih dari 20 tahun dan sudah mengenal segala seluk-beluk tentang musik ini. Tetapi yang benar-benar membuat kami tetap jalan adalah kecintaan kami akan musik yang indah ini, dan juga reaksi positif dari audience di seluruh dunia.
Bagaimana rasanya menjadi backing-band dari sekian banyak musisi Jamaika pendahulu?
Ini adalah salah satu hal terindah yang bisa terwujud bagi sebuah band (tidak peduli musik apa yang kamu mainkan) untuk tampil dan berkolaborasi dengan musisi idolanya di panggung. Bagi kami, karena musisi-musisi Jamaika tersebut berasal dari tempat lahirnya musik yang kami mainkan, mereka memiliki banyak hal yang bisa diajarkan dan dibagikan. Ini adalah sebuah kehormatan bagi kami, dan kami selalu menjaga kualitas kami sebaik-baiknya untuk dapat memainkan musik yang berasal dari Jamaika ini se-otentik mungkin. Sehingga mereka menghargai dan selalu memberi kami pujian seperti ini, "Musik kalian terdengar seperti era Studio One atau Treasure Isle."
Ceritakan tentang rilisan terbaru kalian!
Rilisan terbaru kami adalah sebuah album tribute yang berisi kumpulan lagu-lagu dari musisi-musisi yang telah pergi mendahului kita. Kami memilih beberapa lagu yang paling kami sukai, lalu merekamnya. Album ini seperti yang telah dikatakan, adalah sebuah penghargaan kepada musisi-musisi yang warisan musiknya akan selalu menginspirasi orang di seluruh dunia.
Apa kegiatan para personil di luar band?
Hampir semua dari kami memiliki pekerjaan tetap di luar band, untuk membayar sewa dan tagihan bulanan serta makan dan minum sehari-hari. Pada masa sekarang ini, tidak memungkinkan bagi kami untuk hidup dengan mengandalkan pendapatan dari bermusik saja. Dan di sini, di Belanda, semakin sulit dari tahun ke tahun dengan adanya hukum dan peraturan pajak yang setiap waktu diubah-ubah oleh pemerintah. Hal ini juga berpengaruh bagi band dan musisi-musisi baru serta venue-venue skala kecil, mereka sedang dalam masa sulit sekarang ini.
Kalian memainkan musik asli Jamaika seperti Ska, Rocksteady, Reggae, dan Dub. Apa pendapat kalian tentang modifikasi dari musik-musik tersebut seperti Ska-Punk/Core dan sebagainya?
Seperti yang kamu katakan, kami memainkan musik asli Jamaika, dengan kata lain, memainkan musik seperti yang dimainkan pada masa lalu di tempat musik tersebut berasal. Kami mempertahankan keasliannya. Tetapi musik tetaplah musik, jika memang musisi merasa harus mencampuradukkan/memodifikasi musik-musik tersebut, boleh-boleh saja. Namun bagi saya pribadi, saya lebih memilih untuk membiarkan musik tersebut sebagaimana adanya, sesuai dengan akarnya.
Bagaimana dengan scene Ska/musik Jamaika di Belanda? Kapan dimulainya? Dan bagaimana keadaan scene di sana sekarang?
Semuanya dimulai pada akhir 1970an, itulah waktu ketika band Reggae pertama kali muncul di sini. Saya sendiri mulai terlibat pada tahun 1979 bersama band Reggae yang bernama Inity. Pada tahun 80an musik ini benar-benar booming, banyak band bermunculan, dan venue yang selalu penuh merupakan hal yang biasa terjadi. Ska dan Rocksteady belum benar-benar dimainkan pada waktu itu. Keduanya adalah akar sebenarnya dan musik pendahulu yang dipandang rendah. Ketertarikan pada Ska dan Rocksteady muncul melalui adanya scene Two Tone di Inggris, yang membuat orang mempelajari lebih dalam tentang sejarah musik Reggae, tetapi belum ada band yang benar-benar bisa memainkan Ska dan Rocksteady. Sampai akhirnya, Ska dan Rocksteady mulai dimainkan di sini pada tahun 90an ketika Rude Rich & The High Notes terbentuk dan terlibat di scene. Apa yang saya lihat sekarang ini adalah perubahan dari audience yang sangat berbeda dari biasanya, banyak orang dari berbagai kalangan yang memberikan apresiasi mereka terhadap musik Jamaika sekarang ini, dan itu merupakan hal yang bagus.
Apa yang kamu tahu tentang scene Ska/musik Jamaika di Indonesia?
Sejujurnya, kami tak tahu apa-apa tentang scene Ska/musik Jamaika di Indonesia. Kami baru mempelajarinya semenjak kamu meng-interview kami. Tetapi lagi-lagi saya tidak kaget. Musik yang berasal dari pulau kecil di Karibia yang bernama Jamaika, di sebuah ibukota kecil yang bernama Kingston, di bagian kecil dari ibukota yang bernama Trenchtown (Ghetto di wilayah barat Kingston), kini telah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Musik ini sekarang sudah dimainkan dimana-mana, hebat!
Ngomong-ngomong, bagaimana dengan penggunaan dan jual beli marijuana di Belanda?
Di sini, penjualan dan pemakaian ganja tidak sepenuhnya legal. Dinyatakan ilegal jika barang tersebut dibawa masuk dan dipakai di coffeshop, tetapi bagi pihak coffeeshop diperbolehkan/legal untuk menjualnya, dalam jumlah yang terbatas. Coffeeshop tersebut juga diwajibkan membayar pajak atas ganja yang mereka jual. Pemerintah Belanda kini telah memperkenalkan Weedpass bagi warga Belanda di wilayah-wilayah tertentu. Mereka memberlakukan ini untuk mengurangi jumlah wisatawan yang datang ke Belanda, terutama Amsterdam. Warga Amsterdam tidak senang dengan peraturan pemerintah tersebut, karena wisatawan yang datang untuk merasakan pengalaman menghisap ganja secara bebas di coffeeshop tanpa takut ditangkap tersebut memberikan pendapatan dalam jumlah besar.
Kata-kata penutup bagi para pembaca?
Ya, bagi kalian semua pecinta musik, keep on listening to the real authentic music, keep in touch dengan kami Rude Rich & The High Notes, dan nikmati hidupmu sepenuhnya. Nuff respect and love to all.
Ras P, Rude Rich and the High Notes
PS : Kami sangat ingin mengunjungimu dan bermain di beberapa show di Indonesia. Mungkin kamu bisa membantu kami?
Nah, itu tadi interview dengan Rude Rich & The High Notes yang dijawab oleh Ras P, keyboardist dan co-founder dari band tersebut. Banyak informasi tentang band, scene, ganja, dan sebagainya. Mereka juga mengutarakan keinginan untuk mengunjungi Indonesia. Mungkin bagi kalian yang ingin mengorganisir show bagi Rude Rich & The High Notes, dalam artian mengundang atau menampung jika barangkali mereka mengadakan tour, bisa mengontak langsung via facebook : Rude Rich and the High Notes. Dan kunjungi website mereka di : www.ruderich.nl
No comments:
Post a Comment