Thursday, May 31, 2012

Full Album Pertama The Mobster

          Band Ska tertua yang sampai saat ini masih eksis serta konsisten di kota Solo, The Mobster, dalam waktu dekat akan segera merilis full album pertama mereka. Setelah terakhir memproduksi mini album bertitel "Get This Beat Till Die" pada tahun 2007, mereka kembali lagi menghasilkan karya terbaru berupa full album yang diberi judul "Made In Indoneska". Proses produksi album yang cukup lama dikarenakan pekerjaan dan sebagainya bukan merupakan halangan yang berarti bagi mereka.


Get It Now! New Release #1 Album, Available On CD Only!
The Mobster - Made In Indoneska
Contact Person : Aan (08562836489), Peyex (085647113200)
Official Merchandise : Trapin Rockhardwear

Tuesday, May 29, 2012

No Perfect - Olympia WA. Live @ Genggam Erat Present : Ambisi Untuk Bersatu (2009)


          Ingat dengan video ini? Yak, sesuai judul, ini adalah penampilan dari salah satu band Melodic Punk asal kota Solo, No Perfect, pada waktu berpartisipasi dalam sebuah gig berjudul Ambisi Untuk Bersatu, persembahan sebuah komunitas kolektif bernama Genggam Erat (RIP) tanggal 4 Januari 2009 di Joglo Sriwedari, Solo. Saat itu, No Perfect menggunakan formasi bongkar pasang seperti biasanya, semenjak Andri AKA Bandeng (Bass) memutuskan untuk vakum dari band demi mencari nafkah di negara matahari terbit, Jepang. Selain Ridwan AKA Kuncung (Drum) dan Agus AKA Kenthus (Gitar & Vokal) pada formasi inti, mereka menambahkan Karak, seorang tattoo artist pada posisi gitar, dan Ian pada posisi bass. Dalam video ini, mereka membawakan lagu dari Rancid yang juga di-cover oleh NOFX, Olympia WA.
          Sebenarnya, masih ada beberapa dokumentasi berupa live video dari band-band yang juga ikut berpartisipasi dalam gig Ambisi Untuk Bersatu persembahan Genggam Erat ini, seperti Sally Brown (RIP), The Suspender, dan Underdog (RIP, cikal bakal The Working Class Symphony). Tetapi semuanya sudah hilang akibat laptop milik seorang teman bernama Faris AKA Gundul, yang menyimpan beberapa video tersebut rusak dan memakan semua data yang tersimpan. Selain menyimpan, dia juga merupakan dokumentator dari video-video tersebut. Beruntung masih tersisa video dari No Perfect ini, yang ternyata masih tersimpan di flashdisk milik Agus AKA Kenthus.

Saturday, May 26, 2012

Care & Pray For Indonesia

           Flashback ke tahun 2010 silam. Gunung berapi paling aktif di tanah air, Merapi, menunjukkan geliatnya dengan memunculkan letusan yang banyak memakan korban di sekitarnya, baik itu nyawa, luka, maupun materi. Merespon bencana tersebut, berawal dari sebuah tongkrongan di salah satu wedangan di wilayah Kota Barat, Solo, yaitu wedangan Pak Kidjo, sekumpulan pemuda yang menamakan dirinya sebagai Keluarga Kelelawar tergerak hatinya untuk membuat sebuah acara amal.
          Bermodalkan niat untuk beramal, kerja keras, dengan dana minimalis yang berasal dari kolektif para panitia dan sedikit kucuran sponsor yang berasal dari beberapa kerabat dekat, acara ini pun berani untuk segera dilangsungkan. Menunjuk venue di salah satu pusat keramaian kota Solo, Ngarsopuro, digelarlah sebuah acara amal berkonsep street gig berjudul Care & Pray For Indonesia pada hari Minggu, tanggal 14 November 2010. Melibatkan barisan band-band lokal kota Solo seperti Sweet Killer, My Everlasting Dear, Flying For Venus, Matius III : II, Popradio, The Suspender, The Big Muff, No Perfect, Fire Fire Fire, dan Werewolf. Tak hanya diisi parade musikal, acara ini juga menampilkan atraksi dari Monster Night BMX.



          Care & Pray For Indonesia merupakan pertunjukan gratis untuk publik, mengingat acara berlangsung di tempat terbuka, yaitu tepat di depan Pasar Windu Jenar, Ngarsopuro. Hujan yang sempat mengguyur di awal dimulainya acara bukan halangan yang berarti bagi kelangsungan acara, terbukti dari hingar bingar dan kemeriahan yang terjadi sepanjang acara berlangsung. Venue, alat, soundsystem, dan semua perlengkapan lainnya yang serba seadanya, tidak menghalangi para pengisi acara untuk menampilkan top-form mereka. Audience pun ramai berdatangan mulai sebelum acara berlangsung hingga usai, crowd-nya pun luar biasa. Sesuai inti dan tujuan acara ini, sepanjang berlangsungnya acara diedarkan beberapa kotak amal ke segala penjuru Ngarsopuro untuk mengumpulkan donasi seikhlasnya dari para pengunjung untuk korban bencana alam meletusnya gunung Merapi.
          Persiapan yang matang, kepanitiaan yang tersusun rapi, serta pembagian tugas yang dapat dipertanggung jawabkan oleh masing-masing panitia menjadi kunci sukses berjalan lancarnya acara ini. Dan akhirnya, dana yang terkumpul telah disumbangkan melalui perantara Pundi Amal Solopos. Semoga dana yang telah tersalur memberikan manfaat, setidaknya mampu meringankan beban saudara-saudara kita yang terkena bencana. :)

Tuesday, May 22, 2012

The Working Class Symphony - Satu Jiwa (EP Launching) : Review

TWCS Squad

          The Working Class Symphony, dimulai tahun 2010, sebuah band yang tergolong baru tetapi berisi para pemain lama di scene Punk kota Solo. Band ini notabene juga sebuah evolusi dari dedengkot Punk Rock kota Solo, yaitu Underdog, yang merubah konsep dari Punk Rock menuju ke Celtic/Folk Punk. Sebelumnya, bongkar pasang, datang dan perginya para personil pun tak terelakkan dalam band ini. Dan pada akhirnya, dimotori oleh Zoel Chaos pada barisan terdepan (Vokal, Gitar Akustik), ia merangkul para personil tetap seperti Arker Rock (Gitar, Vokal), We Work (Bass), Ucup Djumirin (Mandolin, Vokal), Ibnu (Violin), dan Kuncung (Drum). Mereka mampu menghasilkan ramuan musik Celtic/Folk Punk yang terpengaruh dari Iwan Fals, The Tossers, Fiddlers Green, The Rumjacks, The Mahones, The Deradnought, PSP, dan masih banyak lagi.

TWCS Merch

          Sampai pada bulan Maret 2012, mereka telah menelurkan mini album (EP) pertama berjudul Satu Jiwa, yang dirilis oleh Trapin Merch & Sriwedari Bootbois. Berisi 7 track yang akan membawa kita berjingkrak-jingkrak di lantai dansa. Antara lain, sebuah intro yang berjudul Jigs and Happiness, 4 lagu yang merupakan recycle dari era Underdog yaitu Do You Love Me, Broken Heart, I Don't Care, dan Lonely, kemudian sebuah cover dari lagu folk klasik berjudul Irish Rover, serta lagu akustik yang berjudul sama dengan judul EP, Satu Jiwa. Sedangkan launching EP album The Working Class Symphony - Satu Jiwa ini telah diselenggarakan pada hari Minggu, 20 Mei 2012 di Balai Krida Poltekes Surakarta. Acara launching ini berlangsung meriah, meskipun ada sedikit keributan kecil dan ada beberapa band yang tidak jadi tampil akibat tidak cukupnya durasi waktu dan sebagian dari mereka juga ada yang berhalangan hadir.

Flyer

Backdrop

*More Info :

Thursday, May 17, 2012

Menangislah Jika Kau Punya Hati

          Pada suatu hari sewaktu mengikuti perkuliahan di kampus dengan mata kuliah Antropologi Sastra, dosen saya memberikan suatu tambahan di akhir jam perkuliahan. Yaitu video yang bisa dijadikan sebagai renungan dalam menjalani kehidupan. Ketika ditampilkan di muka kelas, para mahasiswa nampaknya kurang menggubris karena mungkin sudah pada lelah mengingat ditampilkannya video ini sewaktu selesai kuliah, meskipun ada beberapa yang mengapresiasi termasuk saya. Saya pribadi begitu mencermati video yang ditampilkan oleh dosen saya, karena tokoh dan bahasa yang dipergunakan dalam video tersebut adalah asing, bukan dari Indonesia. Setelah tertangkap apa yang disampaikan, saya pun tahu apa inti dan maksudnya. Yaitu, video ilustrasi yang berisi tentang kejadian menyedihkan antara ayah dan anak yang patut untuk kita renungkan. Seketika saya sedih dan tersentuh setelah melihat kedua video tersebut, tetapi jujur, saya malu untuk mengekspresikannya secara terang-terangan di dalam kelas, haha. Dalam hati, saya berniat untuk melanjutkan menonton dengan browsing kembali video tersebut di rumah, dan segera mencatat judul video tersebut di draft ponsel saya.
          Setibanya di rumah, langsung saya cari video tadi di YouTube, dengan keyword judul yang sudah saya catat di draft ponsel saya. Setelah selesai download dan menyaksikannya, tidak munafik, saya pun menitikkan air mata. Betapa tidak, kedua video tersebut sangat menusuk perasaan saya, meningat saya pribadi juga bukanlah seorang anak yang sangat taat kepada kedua orang tua. Ditambah situasi dan kondisi yang mendukung, yaitu sewaktu tengah malam dan berada di dalam kamar seorang diri.
          Video ini berjudul "There Are No Perfect Fathers, But..." Menceritakan kisah seorang ayah yang memiliki kekurangan fisik yaitu bisu dan tuli, bersama seorang anak perempuan seusia sekolah menengah yang berperangai buruk, malu dan tidak bangga dengan ayahnya sendiri yang serba berkekurangan secara fisik, ia juga sering bermasalah di sekolah dengan teman-temannya karena sering diejek perihal ayahnya, yang sering disebut dengan sebutan "Deaf Dumb Dad". Akhirnya, akibat rasa muak dan putus asa terhadap kehidupan serta ketidakterimaan kenyataan akan sosok sang ayah, anak perempuan tersebut mencoba bunuh diri di dalam kamar. Tetapi gagal, karena ketahuan sang ayah dan langsung dibawa ke rumah sakit. Dengan segala daya upaya dan keterbatasannya, sang ayah pun berusaha menolong sang anak yang mengalami pendarahan dan sedang berada dalam keadaan sekarat. Demi anak gadisnya yang harus tetap hidup, ia rela memberikan segalanya, harta, sampai darahnya. Perlahan si anak pun mulai sadarkan diri, pelan-pelan juga bangkit semua kenangan akan ayahnya sedari waktu ia kecil. Hingga pada akhirnya ia siuman dan mendapati sang ayah tergeletak di sebelahnya dan telah meregang nyawa. Anak gadis tersebut pantas untuk menyesal.


"I was born a deaf-mute, I'm sorry for that. I can't speak like other fathers, but I want you to know that I love you with all my heart."
"There are no perfect fathers, but a father will always love perfectly."
"Remember to care for those who care for you."

Sunday, May 13, 2012

Tendangan Badut at Banjarmasin, South Borneo

          Tanggal 11 Juni 2011, band Javanese Oi!/Punk Rock asal Solo, Tendangan Badut berkesempatan untuk pertama kalinya perform di pulau Kalimantan, tepatnya di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan dalam sebuah gig bertajuk Oi! Bersatu bersama Tendangan Badut. Sebuah pengalaman yang berharga bagi saya pribadi yang ikut ke dalam rombongan dari kota Solo menuju Banjarmasin. Rombongan kami berjumlah 6 orang, 5 orang sebagai personil di antaranya saya Bagas Purwo Yulianto, Natalius Telaumbanua AKA Lius, Slamet Wiyono AKA Mamik, Rahmanto Ardi AKA Balung, Andreas Kharisma Ardhi AKA Ema (Ex-Member), dan 1 orang yang bisa disebut sebagai leader rombongan atau guide yaitu Zoelham El Fatahillah yang notabene pernah berdomisili di pulau Kalimantan.
          Kami berangkat hari Jumat Pagi, 10 Juni 2011 dengan menumpang bus jurusan Solo-Surabaya dan berhenti di terminal Bungur, Surabaya, setelah itu dengan bus lainnya kami menuju ke bandara internasional Juanda untuk naik pesawat dari Surabaya menuju Banjarmasin. Sebuah pengalaman yang menakjubkan bagi kami berlima seluruh personil yang baru pertama kalinya merasakan terbang di udara menggunakan pesawat, haha, amazing!
          Sampai di bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin, Jumat malam, kami disambut dengan keramah-tamahan teman-teman di sana. Lalu kami ditempatkan (transit) di sebuah rumah kontrakan salah satu panitia gig Oi! Bersatu. Servis panitia di sana juga tidak mengeceakan, kami disediakan tempat yang layak serta makan dan minum yang sangat amat cukup.
          Tiba saatnya hari dimana gig Oi! Bersatu dilaksanakan, Sabtu, 11 Juni 2011. Paginya, sebelum gig dimulai, kami melakukan check sound agar nantinya kami tampil maksimal dan tidak mengecewakan. Saat gig dimulai, saya pribadi mengakui antusiasme dan euforia masyarakat partisipan gig ini sangat hebat. Dari berbagai kalangan hadir di sini, Punks and Skins, pria wanita, tua muda, semua berbaur. Saat melihat situasi dan kondisi dalam gig tersebut, sempat terbesit di pikiran saya bahwa gig di Banjarmasin suasananya seperti Pensi di Solo, haha. Crowd penonton pun selalu ramai dari awal hingga akhir gig, dimana kami Tendangan Badut berkesempatan untuk tampil sebagai band penutup.
          Setelah gig selesai, kami kembali ke rumah transit untuk segera beristirahat, karena esok paginya kami diajak jalan-jalan di Pasar Apung dan sekitarnya. Kami bangun pagi-pagi buta, langsung menuju ke tepian sungai, dan disewakan perahu motor sebagai alat transportasi mengelilingi Pasar Apung dan sekitarnya.
          Di lain waktu setelah menjelajah Pasar Apung, kami juga tak lupa melakukan hal-hal seperti nongkrong, jalan-jalan, berbelanja, membeli oleh-oleh, membeli dan membakar ikan, dan lain sebagainya. Semua kami lakukan di sini dengan senang hati. Hingga pada hari Selasa pagi tanggal 14 Juni 2011 kami harus pulang dari Banjarmasin untuk kembali ke Solo tercinta.
          Jalur kepulangan kami masih sama seperti waktu berangkat. Kami naik pesawat dari bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin dan turun di bandara Juanda, Surabaya. Dari Surabaya kami menaiki bus menuju kota Malang. Dimana pada waktu itu di Malang akan diadakan konser band Oi! legendaris asal Inggris, The Last Resort. Selain di Malang, The Last Resort juga tampil di Jakarta. Dan pada hari itu, sebagian dari kami antara lain Zoelham, Lius, dan Balung menunda kepulangan dan tinggal di Malang terlebih dahulu untuk menyaksikan The Last Resort, dan sebagian lainnya yaitu saya, Mamik, dan Ema melanjutkan perjalanan pulang ke Solo dengan menggunakan kereta api. Berikut adalah sebagian kecil dokumentasi dari kami sewaktu di Banjarmasin.






Dari Kiri ke Kanan : Bagas, Balung, Ema, Mamik, Zoelham, Lius

Friday, May 11, 2012

SuperHeavy - Miracle Worker (Video)

         Sebuah proyek grup dengan komposisi pilihan bernama SuperHeavy! Mereka adalah Mick Jagger (Vocals, Guitar), A. R. Rahman (Vocals, Piano, Synthesizer, Guitar, Bass, Percussion, String Arrangement), Joss Stone (Vocals), Damian Marley (Vocals), Dave Stewart (Guitar, Backing Vocals), Ann Marie Calhoun (Violin), Shiah Coore (Bass), dan Courtney Diedrick (Drums). Check this video out!


Monday, May 7, 2012

Adakah Ruang Untuk Kami?

          "Adakah Ruang Untuk Kami?", adalah sebuah judul hasil jepretan karya Cahyo Daryanto S, atau lebih akrab dipanggil Ucil. Beberapa tahun ini, ia telah menekuni dunia fotografi sebagai hobi dan pekerjaan sambilannya. Dulunya, Ucil adalah drummer dari band Melodic Punk bernama Tabutea (RIP) yang sekarang para personilnya sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing seperti pekerjaan. Selain sebagai fotografer dan drummer, ia pun juga mampu bermain skateboard. "Adakah Ruang Untuk Kami?", sebuah kalimat yang mewakili para skater, di kota Solo khususnya, yang mengalami krisis tempat untuk berekspresi, menyalurkan hobi, atau sekedar meluncurkan papan mereka.
          "Foto ini adalah salah satu bentuk kritik terhadap Pemkot Surakarta, yang kurang peduli terhadap anak muda di kota ini, contohnya para skater. Kurang sekali adanya pembuatan taman kota, dan tidak ada tempat khusus semacam skatepark seperti di kota-kota besar lainnya. Yang ada, tanah ataupun lahan di kota ini hanya dibangun gedung-gedung bertingkat dan dijual kepada para investor. Sehingga, jika mau bermain papan, harus menunggu tengah malam sampai jalanan sepi. Atau malah di tempat-tempat yang tidak layak, bahkan berbahaya, misalnya di atap sebuah bangunan seperti di foto tersebut.", ungkapnya ketika sedang berbincang dengan saya di kantin Mbok Jum, kampus UNS, mengenai karya fotonya.
          Dalam foto ini, menggunakan talent bernama Darwin AKA Jadah, mahasiswa jurusan Sejarah, Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS yang juga merupakan salah satu skater di kota Solo. Selain menggeluti dunia skateboard maupun fingerboard, Jadah adalah seorang gitaris sekaligus merangkap sebagai vokalis sebuah band Skate Punk asal kota Solo yang sampai saat ini masih aktif, bernama Something Suck. Berikut adalah foto-fotonya :


Friday, May 4, 2012

Sentimental Moods - EP (Released : Maret 2012)

          Begitu mendengar mini album (EP) dari Sentimental Moods ini, langsung saya acungkan 4 jempol untuk hasil rekamannya. Top! Pantas untuk segera go international! Secara langsung, terbesit juga di pikiran saya bahwa band ini sangat ter-influence oleh big-band dengan full instrumen brass seperti Tokyo Ska Paradise Orchestra (TSPO) dan Dancing Mood, atau mungkin The Skatalites. EP dari Sentimental Moods ini mengusung 3 track instrumental, diantaranya Ska Me This Ska Me That, Evening Bliss, dan sebuah cover lagu klasik karya Ismail Marzuki, yakni Payung Fantasi.


John Bradbury (Drummer of The Specials) & CD Sentimental Moods - EP (2012)

Thursday, May 3, 2012

Dancehall Satan : Satanic Thrash Ska


          Pertama kali mendengar nama band yang satu ini melalui salah satu situs mp3 download band-band Ska dan semacamnya, saya mersa tertarik karena keunikan namanya. Dancehall Satan, band ini berasal dari Jerman. Pada nama band ini, jelas tercantum "Dancehall", Dancehall bisa diartikan sebagai lantai dansa, dan Dancehall juga merupakan salah satu sub-genre dari musik Jamaika. Lalu bagaimana dengan "Satan"? Begitu penasarannya saya, langsung saja saya download lagu mereka disusul browsing tentang band ini di Youtube. Setelah saya lihat dan dengarkan, ternyata benar-benar unik. Mereka mencampuradukkan beberapa unsur yang saya kira kurang match jika disatukan, antara lain Punk, Thrash, Metal, dan juga Ska itu sendiri. Tetapi bagaiana hasilnya? Mereka berhasil memadukannya secara hebat, mereka menyebutnya Satanic Thrash Ska.



*More Info :

The Suspender - Realize

          Sebuah lirik lagu yang pertama kali saya tulis sekitar awal tahun 2007. Pada saat itu, saya masih duduk di bangku kelas 2 Sekolah Menengah Atas, bersama teman-teman satu band saya, The Suspender, mencoba menyusun kord untuk lagu pertama karya band kami. Setelah tersususun, saya mencoba memasukkan lirik yang sederhana, bertema sesuai apa yang kami alami sewaktu itu. Merasa jenuh dengan pendidikan, sekolah, seenaknya sendiri, kenakalan remaja, tetapi pada akhirnya kami sadar bahwa masa depan itu penting, dan segera membuat perubahan dalam hidup kami. Seperti inilah liriknya :

The Suspender - Realize

Everytime I must study hard
Attend the lesson at school and also study at the night
So I feel so fuckin' bored
I think that's not make everything's alright

Waking up early in the morning
I open up my window and look the sun shine so bright
Then I feel my brain was still dizzy
I think that caused by drunk last night

But now, I realize
I'll start to think my future
But now, I realize
I'll make many changes in my life


         Lagu ini telah direkam dalam 2 versi. Yang pertama pada akir tahun 2007, untuk sebuah demo dengan menggunakan home studio, sound drums masih berupa midi. Yang kedua, awal tahun 2008, sudah menggunakan full-track record di studio. Lagu ini pun sudah tersebar melalui rilisan album, seperti split album dengan sebuah band alternatif-new wave bernama Joni (RIP) bertitel "Sahabat" (2008) rilisan Studio 29 Production dan album kompilasi "The Gank Is Back vol. 1" (2010) rilisan Semangat Djoeang Records. Download : The Suspender - Realize

Anarki dan Segala Kesalahkaprahannya di Indonesia


         Pernahkah kalian mendengar istilah "anarki" di berbagai media seperti televisi, surat kabar, majalah, radio, dan sebagainya? Anarki selalu diartikan sebagai kekerasan (violence/vandalism) terhadap suatu hal. Padahal, secara etimologi, kata anarki adalah sebuah kata serapan dari anarchy (Bahasa Inggris), anarchie (Belanda, Jerman, Perancis), dan anarchos/anarchia (Yunani). Ini merupakan kata bentukan (tidak/tanpa/nihil) yang disisipi n dengan archos/archia (pemerintah/kekuasaan). Anarchos/anarchia = tanpa pemerintahan. Sedangkan "anarkis" berarti orang yang mempercayai dan menganut anarki. Hakikat anarki meliputi 4 hal berikut :
  1. Anarki adalah perindu kebebasan martabat individu dan menolak segala bentuk penindasan. Jika penindas itu kebetulan pemerintah, ia memilih masyarakat tanpa pemerintah. Jadi, anarki sejatinya merupakan bumi utopis yang dihuni individu-individu yang tidak mau memiliki pemerintahan dan menikmati kebebasan mutlak.
  2. Konsekuensi butir pertama adalah, anarki lalu antihirarki. Sebab hirarki selalu berupa struktur organisasi dengan otoritas yang mendasari cara penguasaan yang menindas. Bukannya hirarki yang jadi target perlawanan, melainkan penindasan yang menjadi karakter dalam otoritas hirarki tersebut.
  3. Anarkisme adalah paham hidup yang mencita-citakan sebuah kaum tanpa hirarki secara sospolekbud yang bisa hidup berdampingan secara damai dengan semua kaum lain dalam suatu sistem sosial. Ia memberi nilai tambah, sebab memaksimalkan kebebasan individual dan kesetaraan antar individu berdasarkan kerjasama sukarela antarindividu atau grup dalam masyarakat.
  4. Tiga butir di atas adalah konsekuensi logis mereaksi fakta sejarah yang telah membuktikan, kemerdekaan tanpa persamaan cuma berarti kemerdekaan para penguasa, dan persamaan tanpa kemerdekaan cuma berarti perbudakan.
         Sedangkan pengertian anarki di Indonesia sampai saat ini masih saja total salah kaprah! Diakibatkan pembodohan pemerintahannya yang tidak mau tersaingi dan mempengaruhi semua elemen masyarakat dengan pembohongan publik tentang apa sebenarnya anarki itu.

*Referensi : Wikipedia

Filosofi Kecoa

          Kita semua pasti tahu tentang salah satu hewan yang menjijikkan ini. Kecoa biasa kita jumpai hampir setiap hari, dimana saja kita berada. Di kamar mandi, sudut dapur, selokan, bahkan hewan ini suka nyasar dan kadang terbang memasuki kamar tempat kita tidur. Tetapi pada umumnya, kecoa hidup di tempat yang kotor, tersembunyi, dan susah dijangkau. Dengan bentuknya yang menjijikkan, kecoa mampu membuat sebagian besar orang merinding jika melihat apalagi sampai menyentuh baik sengaja ataupun tidak, bahkan ada orang yang sampai memiliki ketakutan secara berlebihan atau phobia terhadap hewan ini. Sehingga, kecoa menjadi salah satu hewan yang dijauhi dan dibenci umat manusia.
          Dari semua ciri-ciri kecoa yang mayoritas negatif tadi, saya akan mengambil sebagian kecil sisi positif dari hewan yang dibenci manusia ini. Kita semua pasti sering terganggu dengan keberadaan kecoa. Pernahkah kalian melihat hewan ini dalam posisi terbalik/terjungkal? Pasti pernah, dalam posisi seperti ini, kecoa pasti akan berusaha dengan sangat amat keras untuk kembali membalikkan tubuhnya ke posisi normal agar mampu berjalan atau terbang seperti sedia kala. Bahkan saking jijiknya, ketika hendak mengusir, kita biasanya langsung mencoba untuk membunuhnya. Apa yang kita lakukan untuk mengusir kecoa selalu berlangsung secara tragis, entah menyemprotnya dengan racun serangga atau langsung menebasnya dengan suatu benda bahkan menginjaknya hingga gepeng dan hancur.
          Berdasarkan pengamatan bodoh saya tentang berbagai macam sifat kecoa, saya langsung menghubungkan hal-hal tersebut dengan karakteristik kita sebagai umat manusia. Kecoa tidak pernah mempunyai niat untuk mengganggu manusia, mereka hanya menjalani hidup mereka sewajarnya. Begitu pula manusia, kadang kala apa saja yang kita lakukan, baik maupun buruk, sengaja maupun tidak, tanpa kita sadari mungkin ada orang lain yang tidak menyukainya, hingga mungkin membenci kita, bahkan menghancurkan kita. Masalah, beban, resiko, halangan, dan rintangan telah menjadi pendamping setia dalam kehidupan.
          Kita boleh saja dibenci, kita boleh saja down, kita boleh saja mengalami depresi, kita boleh saja terjungkal dan terhempas keras. Tetapi, apakah semua hal tersebut kita diamkan begitu saja? Tidak! Kita harus meniru apa yang dilakukan oleh kecoa ketika mereka terbalik/terjungkal, mereka selalu berusaha keras untuk mencoba bangkit kembali, meskipun memiliki resiko yang menakutkan, yaitu kematian. Jika kita hanya diam dan tak mampu berjuang, semestinya kita malu terhadap makhluk yang selama ini kita anggap menjijikkan tersebut.

Tuesday, May 1, 2012

Viva La Woman : Review

          Viva La Woman, 21 April 2012, Jogja National Museum, pukul 5 sore sampai selesai. Dari judul dan hari pelaksanaannya sudah bisa kita tebak tema dari ini. Sebuah gig persembahan Jogja Ladies Punx dalam rangka memperingati Hari Kartini, yang setiap tahunnya jatuh pada tanggal 21 April. Flashback ke masa lalu, Kartini adalah pahlawan emansipasi wanita yang bergerak melawan sistem penjajah yang selalu menomorduakan kaum perempuan. Pada saat itu, perempuan selalu tertindas, contohnya dalam hal pendidikan. Perempuan tidak pernah mendapat pendidikan yang layak, hingga pada akhirnya Kartini mendirikan sekolah sendiri untuk kaum perempuan pribumi.
          Kembali ke gig Viva La Woman, filosofi yang sama juga berlaku di sini. Dengan gig Viva La Woman ini, organiser yang menamakan dirinya Jogja Ladies Punx, yang notabene merupakan kumpulan para Ladies Punk di seantero Jogjakarta, ingin menunjukkan bahwa saat ini perempuan bukan hanya pemanis dan kaum follower belaka di sebuah scene, khususnya Punk. Kaum perempuan (Ladies Punks) juga bisa melakukan apa yang bisa dilakukan laki-laki. Seperti mengorganisasi sebuah gig, bermusik, dan aktivitas pergerakan lainnya di sebuah scene Punk.
Pamflet Viva La Woman
          Isu dan flyer gig Viva La Woman ini telah dipublikasikan jauh sebeluh hari H, hasilnya tepat pada hari pelaksanaan gig ini sangat ramai didatangi oleh banyak audience dari berbagai kota di penjuru Pulau Jawa. Gig ini juga menghadirkan beberapa band dari berbagai kota seperti Self Revolution (Malang), Dhoho 45 (Kediri), Tendangan Badut (Solo), Demster (Bumiayu), Proyek Liar (Magelang), dan Scream Of Oi! (Semarang). Di samping itu juga banyak menampilkan local act dari Jogjakarta sendiri, antara lain Human Chaos, DOM 65, Anti Loser, A Sistem Rijek ?!, The Coppers, Three Monkeys, dan sebagainya. Sepanjang acara, audience sangat puas dengan aksi band-band Punk, Oi!, Hardcore, Ska, dan Rockabilly yang semuanya tampil dalam form terbaiknya. Dari sekian banyak band yang mengisi, ada beberapa band yang melibatkan personil perempuan, lebih tepatnya sebagai pemegang mikrofon alias vokalis, yaitu Scream Of Oi! (Oi! - Semarang) dan Through Out (Hardcore - Jogjakarta). Crowd penonton dari awal hingga akhir acara patut diacungi jempol, meskipun ada beberapa insiden kecil yang terjadi di luar venue. Begitu pula kinerja panitia, Jogja Ladies Punx, yang tergolong sukses dalam mengorganisasi gig Viva La Woman ini.